Victorynews-media.com.Sikka-PELAKSANAAN Sail Komodo 2013 dinilai hanya sebuah nomenklatur untuk menghamburkan keuangan negara karena pelaksanaanya hanya menguntungkan pejabat dan panitia. Masyarakat sama sekali tidak memperoleh manfaat dari kegiatan Sail Komodo karena tidak dilibatkan secara aktif. Penilaian itu disampaikan Direktur Floressa Bali Wisata Harry Ajo di Maumere, Senin (5/8), terkait minimnya persiapan daerah menyambut peserta Sail Komodo.
“Saya minta BPK audit penggunaan uang dalam penyelenggaraan Sail Komodo karena sama sekali tidak berdampak pada masyarakat kecil dan pelaku pariwisata. Penyelenggaraan sail ini hanya menguntungkan para pejabat dan panitia. Saya baru saja keliling dari Lembata sampai Labuan Bajo, sampah di mana-mana dan persiapan daerah tujuan wisata biasa-biasa saja,” ujarnya.
Menurut Harry, pemerintah terlalu tergesa-gesa menyelenggarakan Sail Komodo tanpa mempersiapkan pulau-pulau atau daerah yang menjadi destinasi andalan di masing-masing kabupaten. Padalah seharusnya, dana Sail Komodo sebesar Rp 3,7 triliun dapat digunakan untuk membangun fasilitas penunjang seperti kolam labuh atau pelabuhan Marina di setiap pulau yang akan dikunjungi. Selain itu meningkatkan infrastruktur jalan dan fasilitas penunjang lainnya di setiap destinasi wisata guna memudahkan akses ke lokasi objek wisata tujuan.
“Yang diperbaiki aksesnya dulu, baru datangkan wisatawan. Kalau seperti Sail Komodo ini mengundang wisatawan untuk datang melihat sampah dan komodo saja,” katanya.
Ia mencontohkan Pemkab Sikka sama sekali belum siap menyambut peserta Sail Komodo yang rencananya akan menyinggahi tujuh destinasi wisata di Kabupaten Sikka. Sebab sampai saat ini, sepanjang pantai mulai dari Waiara hingga Sa’o Wisata yang direncanakan sebagai kolam labuh kapal para peserta sail, belum dipersiapkan, termasuk pusat informasi belum dibangun.
Belum Ada Koordinasi
Terpisah, Penanggung Jawab Museum Blikon Blewud Ledalero Pater Anselmus Dore Dai mengatakan, sejauh ini Pemkab Sikka baru melakukan koordinasi dengan pihaknya.
“Kami sudah dua kali diundang untuk rapat koordinasi dengan pemerintah, tetapi belum ada langkah selanjutnya dari pemerintah terkait persiapan. Jadi kita siap apa adanya saja, sebatas kemampuan kami,” katanya.
Hal senada disampaikan Penanggung Jawab Objek Wisata Religi Patung Bunda Maria Bukit Keling Pater Aven. Pater Aven mengaku, pihaknya belum mengetahui lokasi itu dijadikan sebagai salah satu titik destinasi.
“Hingga saat ini belum ada penyampaian dari pihak mana pun, baik dari Pemkab Sikka ataupun dari panitia bahwa Patung Bunda Maria di Nilo sebagai titik destinasi wisata rohani yang akan dikunjungi,” ujarnya.
Untuk itu, dia menegaskan agar tidak ada atribut Sail Komodo yang dipasang di sekitar lokasi itu. “Kalau hanya mau datang berdoa sebagai umat silakan, terbuka untuk umum.Tetapi tidak boleh ada asesoris Sail Komodo di sekitar ataupun di jalan masuk,” tandasnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Sikka Yohanis Rana belum berhasil dikonfirmasi soal persiapan menyambut Sail Komodo di Sikka.
(R-1)yunus@victorynews-media.com
0 comments:
Posting Komentar