KUPANG-FBC.- Gubernur NTT Frans Lebu Raya mengingatkan, kader-kader muda yang tergabung dalam organisasi Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) Cabang Ende agar memahami apa sesungguhnya paham atau ideologi Marhaenisme yang digelorakan Presiden pertama RI , Ir. Soekarno. Marhaenisme adalah paham yang seluruh perilaku dan tindakannya berpihak pada kaum Marhaen.
Permintaan tersebut diungkapkan Gubernur NTT, Drs. Frans Lebu Raya dalam ceramahnya di depan calon anggota GMNI Cabang Ende angkatan ke XVI di Aula Balai Latihan Kerja Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Ende, Jumat (16/11/2012).
Siaran pers Humas Setda NTT yang diterima FBC , Minggu (18/11/2012) malam menjelaskan, Gubernur Frans Lebu Raya yang juga mantan Ketua GMNI Cabang Kupang ketika masih mahasiswa di Undana membawakan ceramah didampingi anggota DPRD Ende, Fian Moa dan Asisten III Sekda Ende, Abdul Syukur Muhamad dan dihadiri 60 calon anggota baru GMNI Cabang Ende.
Gubernur menjelaskan, ada tiga ideologi besar yang ada di dunia yakni Ideologi Pancasila, Liberalisme, dan Kapitalisme. ”Karena itu, saya ajak kader-kader muda GMNI Cabang Ende untuk terus menggelorakan apa yang dipesankan Bung Karno yakni Tri Sakti : berdaulat di bidang politik, berkepribadian di bidang budaya, dan berdikari di bidang ekonomi,” tegas gubernur.
Pemersatu Bangsa
Lebu Raya yang juga pendiri GMNI Cabang Kupang itu lebih lanjut menjelaskan, tentang kehebatan idelogi Pancasila yang menjadi dasar negara dan tetap menjadi pemersatu bangsa Indonesia hingga saat ini.
”Hebatnya ideologi Pancasila adalah di satu sisi menghargai hak privat dan di sisi yang lain menghargai hak komunal. Saya minta kader-kader GMNI terus ingat pesan Bung Karno yakni Jas Merah : Jangan Sekali-kali Melupakan Sejarah,” pintanya lagi.
Kader-kader yang masuk GMNI tidak boleh berpikir primordial. ”Hilangkan pikiran primordial baik dalam pikiran maupun tindakan. Kita harus berpikir lintas suku dan lintas agama. Itulah semangat yang diwariskan para pendahulu kita untuk menyokong Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Karena Indonesia bukan negara agama, tetapi negara kebangsaan,” paparnya.
Pada bagian lain, Gubernur mengaku, sebagai kader GMNI yang kini berkiprah di eksekutif sebagai kepala daerah, dirinya wajib menyusun dan melaksanakan berbagai program yang pro rakyat. ”Salah satu program nyata yang pro rakyat adalah Program Desa/Keluruahan Mandiri Anggur Merah. Dengan program tersebut pemerintah memberikan dana hibah Rp 250 juta untuk digunakan masyarakat dalam usaha-usaha ekonomis produktif,” katanya.
Progam ini memang mendapat banyak kiritik, namun masyarakat banyak mengakui sebagai program tersebut yang sangat membantu mereka. (Oni)
- See more at: http://www.floresbangkit.com/2012/11/kader-gmni-ende-harus-paham-ideologi-marhaenisme/#sthash.FkdRmpcG.dpuf
0 comments:
Posting Komentar