Senin, 19 Agustus 2013

Rusuh Mesir: Lawan Kudeta Militer, Rakyat Diadu Domba, Caranya? Puluhan Gereja Dibakar!


kudeta mesir


Campur aduk rasanya melihat berita tentang Mesir. Coup d’etat di Mesir adalah ironi di tengah dunia yang semakin beradab. Mursi, presiden yang hafal seluruh isi al-Quran (hafiz) itu adalah presiden Mesir yang terpilih secara syah dan konstitusional setelah memenangkan pemilu yang demokratis sebagai buah dari revolusi Arab Spring di Mesir tahun 2012 lalu.
Namun rumus fisika sejarah sejak zaman primitif masih saja berulang, ada kelompok dalam kontentasi pemilu yang tidak siap menerima kekalahan. Mereka melakukan kerusuhan, anarkisme, bahkan hingga perkosaan massal. Barbar. Amerika sendiri yang acap bicara demokrasi terlihat ambigu dan galau.
rusuh mesir 01
Jumlah Korban Yang Simpang-Siur
Akhirnya kekerasan meluas ke seantero Mesir setelah pasukan keamanan secara brutal membumihanguskan kamp-kamp pengunjuk rasa di alun-alun Rabiah al-Adawiyah dan Nahda. Konflik berdarah ini telah menewaskan lebih dari 600 orang versi Ikhwanul Muslimin (IM).
Sedangkan Kementerian kesehatan menyatakan korban meninggal baru 278. Sedangkan sumber tak resmi menyatakan lebih dari 2.300 orang. Tak hanya itu, Ikhwan juga menyebut korban luka mencapai lebih dari sepuluh ribu orang, seperti dilansirnvonews.com, Kamis (15/8/13).
Jika dibandingkan saat revolusi penggulingan Husni Mubarak, sejumlah kalangan mencatat korban tewas ketika itu mencapai 846 orang dalam rentang waktu sekitar dua pekan.
Unjuk rasa sudah berlangsung sejak Mursi digulingkan lewat kudeta militer tak berdarah awal bulan Juli 2013 lalu. Demonstran menuntut Mursi dibebaskan dan menuntut posisinya sebagai presiden dikembalikan.
Untuk mengatasi kerusuhan berdarah ini, Presiden Adli Mansur menetapkan keadaan darurat sebulan. Dia memerintahkan militer membantu polisi menertibkan keadaan dan melindungi semua fasilitas negara.
Mursi kini ditahan buat kepentingan penyelidikan. Dia dituding terlibat pembunuhan dan penculikan lawan politik. Dia juga dituduh menjalin kontak dengan Hamas.
demo Mursi 01 demo Mursi 02
demo Mursi 03 demo Mursi 04
Keterangan gambar atas: Bentuk “Perisai Manusia” yang mengelilingi para demonstran wanita di Tahrir Square yang menakjubkan. Untuk melindungi perempuan di Lapangan Tahrir Kairo dari pelecehan seksual dan penyerangan, para pemuda Mesir membentuk perisai manusia mengelilingi pengunjuk rasa perempuan. (klik untuk memperbesar).
Caption for pictures above: Amazing “Human Shield” forms around women protestors in Tahrir Square. To protect women in Cairo’s Tahrir Square from sexual harassment and assault, Egyptian men have begun forming human shields around the female protesters. To protect women in Cairo’s Tahrir Square from sexual harassment and assault, Egyptian men have begun forming human shields around the female protesters (click to enlarge).
Demokrasi Standar Ganda
Kudeta Mesir sendiri sebetulnya hanyalah de javu (pernah terjadi) atas tragedi serupa yang terjadi di Aljazair dimana kemenangan kelompok Islam Front Islamique du Salut yang menang mutlak 51% pada 1991 (dan meraih 81% kursi parlemen) akhirnya di kudeta oleh militer di negara itu.
Wilayah Sinai milik Mesir ini menjafi incaran negara barat dan juga Israel, karena strategis dan terdapat terusan Suez.
Wilayah Sinai milik Mesir ini menjafi incaran negara barat dan juga Israel, karena strategis dan terdapat terusan Suez.
Juga de javu serupa atas kemenangan kelompok Islam HAMAS (harakah al-Muqawwamah al-Islamiyyah) di Palestina tahun 2006 yang akhirnya justru diboikot oleh dunia barat.
Umat masih berharap pada Turki, dimana kemenangan kelompok Islamis Adalet ve Kalkınma Partisi (AKP) yang kini dipimpin Erdogan akan menyanggah semua kekhawatiran itu.
Turki yang perlahan menuju menjadi Negara industri di bawah AKP sedang menuju kemajuan. Angka wisatawan meningkat dari 4 juta menjadi 35 juta, tingkat kesejahteraan naik 300%.
Keberhasilan Turki juga kerap diulas di harian Al Ahram, dan Al Akhbar (Mesir), Aljazirah (Qatar), Al Sharq Al Awsat (Saudi), Al ‘Arabiyah, dan Al Khalij. Kelompok AKP sebetulnya mewakili fenomena baru sebagai apa yang disebut oleh pengamat dengan istilah “islamist democrat”, sebuah kelompok Islam yang berusaha mengimplementasikan tujuan-tujuannya melalui prosedur-prosedur demokrasi. Keberhasilan Turki harusnya menjadi contoh bagi As-Sisi bahwa kemenangan kelompok Islamis tidak perlu ditakuti.
Beberapa Jam Setelah Kudeta Militer, Utusan Israel Langsung Kunjungi Mesir
Harian Yediot Aharonot Jumat 5 Juli 2013 melansir, utusan Israel datang ke Kairo pada hari Kamis (4/7). Kedatangan tersebut diisi dengan berbagai pertemuan dengan beberapa pejabat keamanan Mesir. Selain itu, juga untuk mengkoordinasikan sikap seputar berbagai peristiwa di dataran Sinai beberapa hari ini.
Harian tersebut menambahkan bahwa pertemuan Israel-Mesir tersebut bertujuan untuk menjalin kerjasama keamanan di wilayah kedua negara, mengantisipasi kondisi yang akan terus berkembang beberapa hari ke depan.
http://statis.dakwatuna.com/wp-content/uploads/2013/07/israel-mesir-320x231.jpgHal ini dinilai sebagai perkembangan yang positif dalam hubungan kedua negara setelah Presiden Mursi dijatuhkan.
Sumber keamanan Mesir menyebutkan bahwa Mesir dan Israel sudah siaga menghadapi kemungkinan Ikhwanul Muslimin meminta sayap militer Hamas di Gaza untuk melancarkan serangan militer sebagai balas dendam  atas penggulingan Mursi.
Kekhawatiran ini juga terlihat dari peningkatan keamanan yang dilakukan pihak Israel di perbatasan dengan Mesir. Hal yang sama dilakukan pihak Mesir di dataran Sinai. Perlu diketahui, Israel termasuk negara yang secara resmi menyatakan dukungan terhadap militer Mesir yang menggulingkan Mursi.
Pendukung Mursi Dituduh Serang dan Bakar Gereja
Para penyokong Muhammad Mursi telah dituduh menyerang 45 gereja. Kejadian itu di antaranya berlangsung di kota Minya (12 insiden) dan Assiut (8), seperti dilansir stasiun televisi Russian Today, Kamis (15/8/13).
Polisi antihuru-hara menembakkan gas air mata buat membubarkan massa membakar sejumlah gereja di Minya. Di Assiut, sekitar tiga ribu pendukung Ikhwanul Muslimin bentrok dengan polisi.
Gereja-gereja di Mesir hari Jumat ini membatalkan misa pagi karena takut bakal diserang.
Sohag St. George church egypt
Pendeta Hedra di Mesir: “Tidak Benar Umat Islam Menyerang Kristen dan Gereja”
Pendeta Hedra, Uskup Agung Aswan di Mesir, memberikan pernyataan yang mengejutkan bahwa para pendukung Muhammad Mursi sama sekali tidak mengganggu gereja dan umat Kristen di Mesir selama tragedi pembantaian Agustus 2013 pekan ini berlangsung.
Seiring dengan korban yang terus berjatuhan, beredar berita serta foto yang menyatakan bahwa pendukung Mursi membakar gereja di Mesir—dalam hal ini Gereja Mar Girgis di desa al-Marinab.
egypt muslims protecting mosque
Berita itu membuat orang-orang Koptik menggelar protes besar-besaran di luar gedung televisi pemerintah di Kairo untuk memprotes diskriminasi agama di negara ini.
“Tidak benar bahwa umat Islam di desa menyerang Kristen selama pembangunan gereja, atau bahwa mereka mencoba untuk menghancurkannya atau menurunkan salib dari kubahnya,” kata biarawan itu dalam sebuah wawancara dengan saluran Karma Koptik.
Media-media lokal Mesir ramai memberitakan hal pembakaran gereja oleh pendukung Mursi ini, termasuk di negara-negara lain. Salah satunya Indonesia.
Uskup Koptik Makarius: Aparat Keamanan Dibalik Perusakan dan Pembakaran Gereja Mesir
Sementara itu, melalui sambungan telepon dengan stasiun televisi NEWS seperti diberitakan Dakwatuna, Uskup Makarius di propinsi Almenya akhirnya menyatakan kecurigaannya tentang aksi perusakan gereja di tempatnya.
Beberapa kecurigaan itu misalnya, waktu perusakan dimulai bersamaan dengan aksi pembubaran paksa demonstran di Rab’ah Al Adawiyah dan Lapangan Nahdhah, yaitu Rabu pagi. Sehingga mengesankan bahwa perusakan itu sudah direncanakan berhubungan dengan pembubaran paksa para demonstran.
Selain itu, tidak ada pihak kepolisian yang sudi mengamankan lokas-lokasi tersebut. Ketika terjadi perusakan, pihak gereja telah menghubungi kepolisian untuk mengamankan.
Uskup Koptik MakariusNamun disayangkan, kepolisian meminta maaf tidak bersedia datang memenuhi permintaan tolong tersebut.
Beberapa hari setelah kejadian, pihak gereja mengajukan protes kepada depdagri dan perdana menteri. Pihak-pihak tersebut memohon maaf, dan berjanji akan memperkuat pengamanan. Namun hingga saat ini janji tersebut tidak ada kenyataannya.
Ada hal lain yang menambah kecurigaan, yaitu adanya kesamaan cara, metode dan alat perusak yang digunakan dalam setiap gereja. Padahal letak gereja-gereja tersebut berjauhan dan kejadian berlangsung pada waktu yang hamper bersamaan.
Keganjilan-keganjilan ini memperkuat dugaan adanya upaya-upaya yang sengaja dilakukan pihak-pihak tertentu yang bertujuan menyudutkan pendukung Mursi. Sehingga tepatlah kalau mereka dicap sebagai teroris dan layak dibantai.
Dipilihnya propinsi Almenya, karena memang di sana sering terjadi kasus SARA yang kadang menjadi penyebab jatuhnya banyak korban jiwa. Di propinsi Almenya, terjadi aksi perusakan beberapa gereja. Di antaranya ada yang rusak total, dan sebagian rusak terbatas.
egypt muslims protecting mosque 2
Tuduhan Menteri dalam negeri terhadap pendukung pro Mursi yang melakukan aksi pembakaran dan perusakan gereja, dibantah langsung oleh pernyataan Baba Koptik tinggi di provinsi Al Menya, Mesir.
Dalam percakapan melalui sambungan telepon dengan stasiun televisi NEWS, Uskup Makarius, menyatakan kecurigaannya tentang aksi perusakan beberapa gereja di di propinsi Al Menya.

Ditulis Oleh : Berita14 // 15.01
Kategori:

0 comments: