SURYA Online, MALANG – Polres Malang Kota menggelar rekonstruksi bentrokan antar-organisasi mahasiswa (ormawa) Universitas Kanjuruhan Malang (Unikama), Sabtu (31/8/2013) lalu.
Kapolres Malang Kota, AKBP Totok Suharyanto melalui Kabag Humas, AKP Dwiko Gunawan, membeberkan reka ulang kejadian bentrokan ormawa dengan Resimen Mahasiswa (Menwa) Unikama digelar selama 1,5 jam. "Kami mulai pukul 15.00 WIB-16.30 WIB, sebanyak 11 orang yang terlibat bentrokan kami hadirkan,” kata Dwiko kepada Surya Online, Minggu (1/9/2013).
Dwiko mengungkapkan, ada tiga lokasi tempat reka ulang yaitu di ruang Multikultural Unikama, pelataran parkir dan di luar kampus. Dwiko menuturkan hasil rekonstruksi ini kemudian ditangani satreskrim sebagai bahan penyelidikan. “Hasilnya masih kami proses, dan akan kami beberkan dalam waktu dekat,” ujarnya.
Rektor Unikama Dr Pieter Sahertian, mengatakan akan memanggil semua pihak yang terlibat bentrokan, Senin (2/9/2013). Rektorat tidak ingin, ada mahasiswanya sampai diciduk aparat kepolisian dari kejadian ini. "Saya akan coba selesaikan dulu secara internal. Senin kami akan duduk bersama untuk menyelesaikan masalahnya,” imbuh Pieter.
Pieter menerangkan, tawuran ini bukan karena isu SARA tetapi antarpribadi. Menurut laporan yang diterimanya, ada dua mahasiswa (satu anggota Menwa dan satu anggota Ormawa) yang sebelumnya memang pernah berselisih.
Mengenai pemicu tawuran, di mana anggota ormawa menolak pernyataan Pembantu Rektor III Unikama, Drs Selamet Riyadi MPd, yang akan membubarkan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM), Pieter membenarkannya.
Saat itu, ungkap Pieter, Selamet mempertanyakan mengenai demonstrasi mahasiswa Unikama yang menolak kedatangan Mahfud MD di acara sarasehan. Sementara saat demo berlangsung, sedang ada kegiatan ospek. "Rekan saya itu juga mencurigai, adanya anggota BEM pada aksi demo. Menurut beliau, demo itu menjatuhkan citra kampus, dan saya pikir memang ada benarnya," paparnya.
Meski begitu, Pieter sama sekali tidak akan membubarkan BEM Unikama. Bila nantinya ada anggota BEM yang terlibat demo, rektorat akan meminta pihak BEM sendiri yang menyelesaikannya.
“BEM itu punya mekanisme. Seorang rektor tidak bisa serta-merta langsung membubarkan. Saya percaya, mahasiswa bisa menyelesaikannya dengan baik,” pungkasnya.
Penulis: Irwan Syairwan
Editor: Adi Agus Santoso
0 comments:
Posting Komentar